Perencanaan BRT di Indonesia
Identifikasi kebutuhan sistem BRT dan semangat untuk meningkatkan transportasi umum dari Pemerintah Pusat dan Daerah akan memicu perencanaan sistem BRT.
Fase Persiapan Proyek
Tim perencanaan membutuhkan pemahaman yang menyeluruh tentang konteks lokal, khususnya analisis kebutuhan transportasi. Hal ini akan menghasilkan pemilihan koridor yang tepat untuk BRT dan teknologi transportasi terbaik agar sesuai dengan persyaratan sistem.
Penyiapan proyek secara efektif berurusan dengan mengamankan sumber pendanaan, persetujuan undang-undang yang diperlukan untuk dimulainya proyek, dan penunjukan tim perencanaan dan profesional lain yang diperlukan untuk memulai proyek. Proses komunikasi dan hubungan idealnya harus dimulai pada fase ini juga.
Desain pembangunan hingga pengelolaannya harus ditentukan sejak awal, sehingga menghasilkan proyek yang realistis. Kapasitas sistem, tingkat tindakan prioritas yang diperlukan dari elemen desain sistem - seperti persimpangan, operasi sinyal, dan kapasitas stasiun - akan mengacu pada rencana pembiayaan.
Rencana implementasi ini harus rutin dievaluasi secara berkelanjutan. Proses peninjauan harus, bagaimanapun, dikelola sedemikian rupa sehingga berfokus pada penyesuaian proyek ketika informasi baru dikonfirmasi, tanpa mengurangi tujuan atau garis waktu untuk mengimplementasikan sistem.
Komponen Kunci
Komponen kunci dari proyek BRT akan bervariasi sesuai dengan konteks lokal dan kekuatan di baliknya, namun elemen dasar yang harus direncanakan kurang lebih sama.
Aspek yang mempengaruhi kondisi suatu wilayah:
1 | Dukungan politik |
2 | Mandat politik |
3 | Persetujuan hukum |
4 | Pengembangan dan pengadaan tim |
5 | Perencanaan proyek |
6 | Perencanaan anggaran |
7 | Pendanaan dan pembiayaan |
8 | Pentahapan proyek |