Pertumbuhan Pusat Kota yang Cepat Melahirkan Permintaan Transportasi yang Tinggi
Asal mula BRT dapat ditelusuri kembali dari para perencana dan pejabat Amerika Latin yang berusaha mencari sebuah solusi dengan biaya yang efektif bagi dilema transportasi kota. Pertumbuhan pusat-pusat kota Amerika Latin yang cepat sejak tahun 1970-an melahirkan permintaan transportasi yang tinggi. Menghadapi lonjakan pertumbuhan populasi penduduk yang bergantung pada transportasi umum dan karena terbatasnya sumber-sumber dana, para perencana kota Amerika Latin merasa ditantang untuk menciptakan suatu paradigma transportasi baru.
BRT dirancang sebagai sistem metro darat yang memanfaatkan jalur-jalur bus eksklusif. Para pengembang sistem BRT di Amerika Latin merancang sistem ini dengan tujuan `memindahkan orang dengan cepat, efisien dan murah, tapi bukan memindahkan kendaraannya.`
Pada tahun itu, di Amerika Latin sistem BRT dibangun dengan biaya yang relatif murah: US$1 Juta hingga US$5,3 Juta per kilometer. Ini sebanding dengan biaya antara US$65 Juta dan $207 Juta per kilometer untuk pembangunan sistem kereta bawah tanah. Kapasitas penumpangnya juga lebih besar Selain itu, begitu dibangun sistem BRT Amerika Latin terbukti dapat benar-benar mandiri secara finansial, dengan ongkos sering kali di bawah US$0.50.
Perkembangan BRT di Kota Padat
Dengan jalur khusus dan jalur umum, lebih dari 35.000 penumpang berpindah dari satu stasiun ke stasiun lain per jam di kota-kota padat penduduk seperti Sao Paulo, Brazil dan Bogotá, Colombia. Setelah dikenalkannya sistem, penggunaan transportasi umum terbukti meningkat dari 67% hingga 68% selama satu tahun pertama penggunaan BRT TransMilenio di Bogotá, Kolombia, dari Januari hingga Desember 2001. Sistem BRT Curitiba, Brazil, juga mengalami peningkatan yang serupa saat pertama kali dibuka, dan mampu meningkatkan penggunaan hingga 2,36% per tahun selama dua dekade, di saat setiap kota lain di Brazil sedang mengalami penyusutan minat yang signifikan.